Masa Depan Cerah dengan Merintis Jadi Desainer, Ini Caranya
Kegiatan fashion show atau fashion exhibition semakin banyak digelar
oleh organisasi independen atau pun pusat perbelanjaan.
Event-event mode ini melahirkan banyak desainer baru
yang menawarkan berbagai gaya rancangan.
Banyak dari mereka yang lahir dari sekolah-sekolah mode internasional
yang juga semakin banyak bermunculan di Jakarta.
Hal ini kemudian
menimbulkan pertanyaan,
apakah profesi desainerbenar-benar sudah menjanjikan sekarang ini?
Siapkah mereka memasuki industri mode yang sebenarnya,
yang tentunya akan mampu menyerap banyak tenaga kerja?
Perancang Sapto Djojokartiko mengatakan,
kemajuan pesat dalam industri mode
memang menjadi daya tarik tersendiri bagi anak muda.
Karena, ruang lingkup pekerjaan di industri mode sangat luas
dan terbuka lebar bagi mereka yang ingin terlibat di dalamnya.
"Siapa saja bisa menjadi desainer atau pelaku industri,
karena ketika belajar tentang fashion
sebenarnya tidak harus menjadi desainer.
Banyak di antara mereka (generasi muda)
yang berpikir sekolah mode hanya untuk menjadi desainer,
padahal tidak juga," jelasnya memaparkan kepada Kompas Female,
beberapa waktu lalu.
Ia menambahkan,
meskipun sekolah mode banyak meluluskan desainer-desainer baru,
akan lebih baik jika mereka memperkaya pengalaman terlebih dahulu
dengan bekerja pada desainer senior sebelum mengeluarkan label busana.
Dengan demikian, mereka dapat mengasah kemampuan personal branding-nya,
dan mengetahui market yang dituju sebelum meluncurkan karyanya kelak.
Menimba Ilmu desainer Senior
"Sebaiknya memang cari pengalaman dulu
dengan bekerja sama orang (desainer senior).
Karena, banyak juga desainer muda yang sudah
mengeluarkan label sendiri tetapi beberapa tahun kemudian menghilang begitu saja.
Itu karena mereka belum kuat branding-nya," tambahnya.
Menurut Sapto, profesi sebagai desainer memang menjanjikan.
Namun yang tak boleh dilupakan,
pekerjaan seorang desainer tidak berhenti ketika karyanya diperagakan
di atas panggung peragaan busana dan menerima tepukan tangan dari penonton.
Karena, tugas desainer bukan hanya merancang,
tetapi juga menguasai bisnis, manajemen, dan pasar yang dituju dengan benar.
Butuh kerja keras selama bertahun-tahun untuk menemukan pasar yang tepat, dan akhirnya menghasilkan karya yang mampu memenuhi kebutuhan pasar tersebut.(Krisma Wahyu Utami)
Sumber : Tribunnews.com
No comments :
Post a Comment